Sabtu, 16 Pebruari 2008 19:35
Di Inhu Juga Ada Pembakaran Lahan
Selain Dumai, Rohil dan Bengkais, ternyata di Inhu juga ada kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran terjadi di areal perkebunan PT Bertuah Aneka Yasa (BAY), anak perusahaan PT Duta Palma Group.Riauterkini-PEKANBARU-Pada 8 Februari 2008 lalu, tim JIKALAHARI melihat langsung terjadinya pembakaran lahan di areal perkebunan sawit PT. Bertuah Aneka Yasa (PT.BAY) anak perusahaan Duta Palma Grup yang mengantongi izin lokasi berdasarkan SK Bupati Indragiri Hulu no.528 Thn 2004 seluas 10.030 ha, areal yang dibakar juga berada di areal kawasan gambut dalam. "Terlihat jelas bahwa pembakaran sengaja dilakukan oleh perusahaan untuk membersihkan lahan dari sisa kayu yang ditebang. Selama 2 jam dilokasi tim JIKALAHARI sama sekali tidak melihat ada tindakan yang dilakukan oleh PT.BAY padahal jarak Camp pekerja hanya berkisar 1 km dari lokasi yang terbakar," ungkap wakil koordinator Jikalahari, Hariansyah Jum'at (16/2). Meskipun berita ini sudah tersebar dibeberapa media masa tapi sampai saat ini belum ada tindakan hukum yang diambil oleh pihak-pihak yang berwenang terhadap PT BAY, tambahnya. Masih banyaknya titik api diareal konsesi perusahaan jelas menunjukan bahwa sampai saat ini “Penegakan Hukum” sama sekali tidak pernah memberikan efek jera bahkan teriindikasi bahwa hukum tidak pernah menyentuh para pengusaha besar yang seharusnya bertanggung jawab. Padahal tidak ada cara lain untuk bisa menghentikan “Kebakaran Hutan dan lahan secara sengaja” terutama yang dilakukan oleh para pemegang izin HTI,HPH atau Perekebunan Kelapa Sawit kecuali penindakan hukum secara tegas . Kalau hal seperti ini terus berlangsung jangan pernah bermimpi Riau akan terbebas dari Kebakaran Hutan dan Lahan yang pasti akan menimbulkan bencana asap. Pembakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bentuk kejahatan kehutanan yang masih sering terjadi. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan cukup besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Gangguan asap karena kebakaran hutan Indonesia juga menyebabkan buruknya hubungan politik antar negara terutama negara yang berdekatan seperti Malaysia dan Singapura. Indonesia yang masuk dalam 3 besar penyumbang emisi karbon yang mempengaruhi perubahan iklim global di duga kuat salah satu penyebabnya adalah akibat kebakaran hutan dan lahan disamping akibat lainnya penebangan hutan alam secara besar-besaran. Melihat kecendrungan yang terjadi di Riau dimana kebakaran sebagian besar berada di areal hutan rawa gambut jelas dampak yang ditimbulkan sangat signifikan memberikan pengaruh besar terhadap perubahan iklim global. Karena berdasarkan hasil riset para ahli gambut, 4 juta hektare lahan gambut yang ada di Riau didalamnya tersimpan 14,6 Gt karbon dan jika lahan gambut ini rusak emisi gas rumah kaca yang akan dihasilkan akan menyamai total emisi global (emisi seluruh dunia) selama satu tahun. Meskipun komitmen pemerintah Indonesia cukup kuat untuk menghentikan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, namun kenyataannya di propinsi Riau hal tersebut masih saja terus berlangsung sampai saat ini. Pada tahun 2006 di Riau terpantau sebanyak 5.018 titik api kemudian pada tahun 2007 terpantau 2.227 titik api . Memasuki tahun 2008 yaitu pada bulan januari dari tanggal 1 – 22 di Riau terpantau sebanyak 84 titik api yang berada di areal konsesi perusahaan sebanyak 62 titik api dan yang berada di luar aeal konsesi sebanyak 22 titik apai. Diantara areal konsesi tersebut tersebar antara lain di areal HTI 16 titik, areal perkebunan 35 titik dan HPH 13 titik api. ***(H-we)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar