Senin, 14 Desember 2009

Unilever Putus Pasokan Minyak Sawit Indonesia


Liputan6.com, Den Haag: Unilever memutuskan hubungan dengan pemasok minyak sawit Indonesia yang dituduh oleh organisasi lingkungan Greenpeace menghancurkan hutan hujan tropis. Demikian pernyataan perusahaan raksasa makanan dan kosmetika Inggris-Belanda itu seperti dilansir ANTARA, Sabtu (12/12).

"Greenpeace mengklaim berasal dari alam yang tidak dapat kami abaikan. Unilever berkomitmen untuk sumber daya berkelanjutan. Oleh karena itu, kami telah memberitahu PT Smart (bagian Grup Sinar Mas grup) bahwa kami tidak memiliki pilihan lain kecuali menangguhkan pembelian berjangka minyak kelapa sawit kami," kata Marc Engel, pejabat pengadaan utama Unilever dalam pernyataan seperti dikutip AFP, kemarin.

Unilever mengatakan tuduhan tersebut diterbitkan oleh Greenpeace pada pekan ini yang mengecam praktik lingkungan Sinar Mas. "Akibatnya Unilever telah memutuskan untuk segera mengambil tindakan," imbuh Engel

Unilever hanya akan mempertimbangkan kembali keputusan itu. Terutama, bila PT Smart menyediakan verifikasi bukti bahwa tak satu pun perkebunan mereka turut berperan dalam perusakan hutan bernilai konservasi tinggi dan perluasan ke lahan gambut.

PT Smart memasok Unilever dengan lima persen dari kebutuhan minyak kelapa sawit. Pihaknya menggunakan minyak kelapa dalam pembuatan margarin, sup, es krim dan saus serta produk-produk kecantikan.

Sementara itu, Indonesia bertekad meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) lebih dari dua kali lipat menjadi 40 juta ton pada 2020 melalui peningkatan hasil dan perluasan perkebunan. Namun, rencana tersebut ditentang kelompok-kelompok lingkungan. Mereka mengatakan hutan Indonesia penyerap karbon sangat penting dalam memerangi perubahan iklim dan sumber keanekaragaman hayati tidak tergantikan.(ANS)

UNILEVER LEPAS MINYAK KELAPA SAWIT 'SALAH'

Subject: Warta Berita - Radio Nederland, 11 Desember 2009
Date: Fri, 11 Dec 2009 15:30:01 +0000
From: Radio Nederland Berita list manager <owner-berita@ RNW.NL>

Perusahaan produk kebutuhan hidup Belanda-Inggris, Unilever menghentikan
pembelian minyak kelapa sawit dari Sinar Mas, sebuah grup Indonesia yang
mungkin terlibat dalam pembalakan liar hutan. Unilever mengambil
keputusan ini di bawah tekanan dari Greenpeace.

NRC Handelsblad Online melaporkan bahwa organisasi lingkungan hidup itu
menuduh perusahaan PT Smart, bagian dari Sinar Mas, selama
bertahun-tahun menebang hutan hujan tropis demi produksi minyak sawit
mereka. Diketahui bahwa lahan gambut juga dibakar dan digunakan untuk
perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan laporan terakhir tahun lalu,
Unilever mulai melakukan investigasinya sendiri, yang berujung pada
kesimpulan sama seperti Greenpeace.

Unilever adalah pengguna terbesar minyak kelapa sawit di dunia; 1,3 juta
ton per tahunnya. Sekitar 5 persen dari jumlah itu menurut Unilever
datang dari Sinar Mas. Kontrak Unilever dengan Sinar Mas bernilai lebih
dari 20 juta Euro. Menurut Unilever, ini satu-satunya kontrak mereka
dengan produsen minyak sawit yang akan dihentikan. Intinya adalah saat
ini Unilever terus mencari alternatif bagi kelapa sawit yang tidak
diketahui asal usulnya.

Sertifikasi

"Unilever telah menargetkan diri untuk mengambil semua produk minyak
sawit mulai tahun 2015 dari produksi berkelanjutan, " ujar juru bicara
mereka. "Bagi produk-produk Eropa hal ini akan diberlakukan lebih cepat,
mulai 2012." Sekarang 15 persen dari minyak sawit yang digunakan
Unilever bersertifikat, sekitar setengahnya merupakan minyak sawit dunia
"ramah lingkungan". NRC Handelsblad Online melaporkan.

Greenpeace memiliki keraguan cukup serius akan kualitas sertifikasi.
Menurut kelompok lingkungan hidup ini, perusahaan induk seringnya memang
mempunyai catatan yang baik, namun di samping itu perusahaan-perusaha an
cabang juga sering melanggar aturan lingkungan. PT Smart adalah anggota
Meja Bundar Minyak Sawit Berkelanjutan, sebuah organisasi yang mengaku
bertujuan memperjuangkan produksi minyak sawit berkelanjutan. Tetapi
perusahaan tersebut belum memiliki satupun perkebunan bersertifikat
lingkungan.

Minyak kelapa sawit selain digunakan untuk bahan produksi kebutuhan
hidup juga digunakan untuk produksi biofuel, dimana dalam beberapa tahun
terakhir produksinya telah meningkat secara signifikan. Hal ini
menyebabkan pesatnya penebangan hutan hujan tropis di negara-negara
seperti Malaysia dan Indonesia. Hutan- hutan tersebut mempunyai peran
penting dalam mengurangi gas rumah kaca karena mereka menyerap karbon
dioksida. Di Indonesia, dihentikannya penebangan hutan ini akan berguna
dalam mengurangi laju kepunahan habitat orangutan. Demikian tulis NRC
Handelsblad Online.

Sengketa Lahan, Warga Inhu Blokir Jalan PT. Duta Palma

Senin, 14 Desember 2009 12:59

Warga Desa Kuala Mulya, Inhu memblokir akses jalan menuju lokasi dua
perusaan group PT. Duta Palma. Tindakan tersebut dipicu sengketa lahan 1.200
hektar.

Riauterkini-PEKANBARU- Sudah enam hari terakhir warga Desa Kuala Jaya,
Kecamatan Kuala Cenaku, Kapaten Indragiri Hulu (Inhu) memblokir jalan akses
menuju PT. Bertuah Aneka Yasa (BAY) dan PT. Palma I, anak perusahaan PT.
Duta Palma. Pemblikiran dilakukan secara bergantian untuk menghalangi
kendaraan operasional perusahaan masuk atau keluar.

Aksi pemblokiran jalan dilakukan warga terkait tindakan perusahaan merusak
tanaman kelapa sawit dan pisang di lahan 1.200 hektar milik warga. Menurut
Sekretaris Desa Kuala Jaya Ibrahim, aksi pemblokiran terpaksa dilakukan
warga, setelah upaya negoisasi dengan perusahaan tak kunjung menunjukkan
itikad baik. “Masalah ini sudah lama dan sudah berulang kali diupayakan
penyeolesaiannya, namun sampai sekarang perusahaan tidak menunjukkan itikad
baik. Terpaksa kami memblokir jalan,” ujarnya saat dihubungi riautekrini,
Senin (14/12/09).

Dijelaskan Ibrahim, lahan 1.200 hektar merupakan milik warga berdasarkan
izin prinsip yang dikeluarkan Bupati Inhu, ketika itu dijabat Ruhiat
Syaifuddin pada 1998. Namun belakangan digarap secara sepihak oleh
perusahaan, tanpa pernah memberikan keuntungan apapun pada masyarakat.

Upaya penyelesaian sudah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan
dimediasi DPRD Inhu, namun selalu saja tak berhasil mendapatkan solusi,
karena pimpinan perusahaan tak pernah datang langsung, namun sekedar
menguntus humas.

Dengan aksi pemblokiran tersebut, warga mengharapkan ada itikad baik
perusahaan. “Ada dua pilihan bagi perusahaan yang diinginkan warga. Pertama
mengembalikan lahan kepada warga atau tetap menggarap dengan pola
kemitraan,” demikian penjelasannya.***(mad)

Sabtu, 05 Desember 2009

Walhi Sumsel Protes Penembakan Petani di PT PN VII

04.12.2009 21:09:13 WIB

Oleh SUMARDONI

WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Selatan memprotes aksi penembakan terhadap 11 petani di lahan sengketa antara warga dengan PT PN VII, kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Mereka pun siap membentuk tim investigasi kasus tersebut.

“Kami mengutuk aksi kekerasan tersebut, dan kami akan membentuk tim terhadap kasus kekerasan tersebut,” kata Direktur Walhi Sumsel, Anwar Sadat yang dihubungi Jumat (04/12/2009) malam.

Menurut Sadat, aksi penembakan itu tidak akan terjadi, apabila polisi mampu bersikap persuasive dan dapat memediasi antara warga dengan pihak perusahaan.

“Kami menyayangkan perilaku kekerasan yang masih dilakukan kepolisian. Kami minta kepolisian juga melakukan penyelidikan atas kasus ini secara internal, sehingga citra polisi terjaga,” kata Sadat.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Sumatra Selatan membenarkan adanya penembakan terhadap 11 petani, yang tengah melakukan aksi sengketa lahan dengan PT PN VII di kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Jumat (04/12/2009) sekitar pukul 11.00. Hal ini dilakukan lantaran aksi sudah anarkis.

Para petani telah melakukan pengrusakan perkebunan, pembacokan, dan penyanderaan karyawan PT PN VII.

Aksi pendudukan lahan ini dilakukan warga Desa Rengas Satu dan dua desa di Kecamatan Payaraman di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, memprotes sekitar 1.500 hektare yang dikatakn telah dirampas PT PN VII.

“Kami terpaksa melakukan penembakan, sebab ratusan massa yang melakukan aksi sudah tidak terkendali. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas PT PN VII Cinta Manis, membacok hingga luka tiga karyawan perusahaan tersebut, serta mereka menyandera dua karyawan lainnya,” kata Humad Polda Sumsel Kombes Abdul Gofur, Jumat (04/12/2009) malam.

http://www.beritamu si.com/berita/ 2009-12/walhi- sumsel-protes- penembakan- petani-di- pt-pn-vii/
--
Tanah adalah Darah !!!

Walhi Sumsel Protes Penembakan Petani di PT PN VII

04.12.2009 21:09:13 WIB

Oleh SUMARDONI

WAHANA Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatra Selatan memprotes aksi penembakan terhadap 11 petani di lahan sengketa antara warga dengan PT PN VII, kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan. Mereka pun siap membentuk tim investigasi kasus tersebut.

“Kami mengutuk aksi kekerasan tersebut, dan kami akan membentuk tim terhadap kasus kekerasan tersebut,” kata Direktur Walhi Sumsel, Anwar Sadat yang dihubungi Jumat (04/12/2009) malam.

Menurut Sadat, aksi penembakan itu tidak akan terjadi, apabila polisi mampu bersikap persuasive dan dapat memediasi antara warga dengan pihak perusahaan.

“Kami menyayangkan perilaku kekerasan yang masih dilakukan kepolisian. Kami minta kepolisian juga melakukan penyelidikan atas kasus ini secara internal, sehingga citra polisi terjaga,” kata Sadat.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Sumatra Selatan membenarkan adanya penembakan terhadap 11 petani, yang tengah melakukan aksi sengketa lahan dengan PT PN VII di kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, Jumat (04/12/2009) sekitar pukul 11.00. Hal ini dilakukan lantaran aksi sudah anarkis.

Para petani telah melakukan pengrusakan perkebunan, pembacokan, dan penyanderaan karyawan PT PN VII.

Aksi pendudukan lahan ini dilakukan warga Desa Rengas Satu dan dua desa di Kecamatan Payaraman di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, memprotes sekitar 1.500 hektare yang dikatakn telah dirampas PT PN VII.

“Kami terpaksa melakukan penembakan, sebab ratusan massa yang melakukan aksi sudah tidak terkendali. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas PT PN VII Cinta Manis, membacok hingga luka tiga karyawan perusahaan tersebut, serta mereka menyandera dua karyawan lainnya,” kata Humad Polda Sumsel Kombes Abdul Gofur, Jumat (04/12/2009) malam.

http://www.beritamu si.com/berita/ 2009-12/walhi- sumsel-protes- penembakan- petani-di- pt-pn-vii/
--
Tanah adalah Darah !!!

PT PN VII Rugi Puluhan Miliar, Revitalisasi Kebun Tebu Terancam

04.12.2009 21:35:30 WIB
Oleh SUMARDONI

PT PN VII Cinta Manis mengatakan pihaknya tidak meminta aparat polisi melakukan tindak kekerasan, tapi mereka membenarkan jika situasi di lokasi sudah anarkis. Selain merusak lahan, para petani juga membakar lahan, kantor, dan alat produksi perusahaan tersebut. Revitalisasi kebun tebu pun terancam gagal.

“Kami tidak meminta polisi melakukan tindakan tersebut, tapi situasi di lapangan memang sangat kacau, aksi massa sudah anarkis. Mereka selain merusak kebun, membakar kebun, membakar kantor, alat produksi, juga menyandera dan melukai karyawan kami sebanyak 9 orang,” kata kepala Humas PT PN VII Cinta Manis, Sonny Soediastanto, yang dihubungi Jumat (04/12/2009) malam.

“Kerugian lagi dihitung, tapi nilainya berkisar puluhan miliaran rupiah,” kata Sonny.

Di sisi lain, aksi kekerasan itu juga menyebabkan program revitalisasi kebun tebu yang tengah dijalankan terancam batal. “Program ini buat mengatasi krisis pengadaan gula nasional di masa mendatang,” katanya.

“Sungguh kami sangat menyesalkan adanya penembakan itu maupun aksi kekerasan oleh warga itu,” katanya.

“Namun ada 9 karyawan kami yang terluka, dan 2 kondisinya kritis,” katanya.

“Kami sangat mengharapkan pemerintah daerah, seperti pemerintah Ogan Ilir maupun pemerintah Sumatra Selatan memperhatikan persoalan ini. Sebab persoalan ini mengancam penyediaan gula pasir nasional ke depan,” katanya.

Dijelaskan Sonny program revitalisasi itu ditargetkan hingga 7.000 hektare yang menelan biaya sebesar Rp355 miliar.

http://www.beritamu si.com/berita/ 2009-12/pt- pn-vii-rugi- puluhan-miliar- revitalisasi- kebun-tebu- terancam/
--
Tanah adalah Darah !!!

Putusan MA, Warga Ogan Hilir Adalah Pemilik Lahan yang Sah

Inilah wajah Darurat Keadilan di negeri ini, warga menuntut
pengembalian lahan mereka yang dirampas oleh PG Cinta Manis dan PTPN VII
berbuah berondongan peluru Brimob yang menyebabkan 13 warga terluka. Padahal
menurut Hasani dan Muchlis (keduanya korban penembakan) seperti dilaporkan
Kompas Mahkamah Agung dalam putusannya tahun 1996 telah menyatakan warga adalah
pemilik lahan yang sah.

Sementara tim investigasi yang terdiri dari LBH Palembang, Walhi Sumsel,
Koalisi Advokad, Posbakum, dan Ikadin Palembang menemukan selongsong peluru
tajam di lokasi penembakan petani oleh anggota Brimob di perkebunan PT PN VII. Sebelumnya pihak kepolisian mengatakan
bahwa penembakan hanya dilakukan dengan peluru karet dan peluru kosong

Inikah wajah penegakkan hukum dan aparat negara ini yang penuh borok dan luka?!

selengkapnya

http://lenteradiata sbukit.blogspot. com/2009/ 12/ogan-ilir- membara-putusan- ma-warga. html

Kronologis Penembakan 13 Petani Ogan Hilir Oleh Brimob Polda Sumsel (Versi Polisi)

Didit Tri Kertapati - detikNews
Jakarta
- 11 Warga Palembang mengalami luka akibat terkena peluru karet yang
dilepaskan petugas. Bagaimana itu bisa terjadi? Polisi beralasan warga
melakukan perlawanan saat petugas membongkar pondok mereka di PTPN VII.

"Satgas
didampingi Brimob (BKO Polda Sumsel) melakukan pembongkaran pondok dan
patok warga Desa Rengas di areal kebun tebu Rayon VI, mengetahui hal
tersebut massa menuju Rayon VI berupaya masuk kamp dengan anarkis,"
terang Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna melalui pesan
singkat, Jumat (4/12/2009) malam.

Massa yang diperkirakan berjumlah 400 orang, sekitar pukul 13.30 WIB, terlihat mulai agresif.

"Dalam
aksi anarkis tersebut massa bermaksud merebut senjata brimob dan
membakar kantor perumahan karyawan dan gudang pupuk," tambah Nanan.

Nanan
mengaku, melihat tindakan itu petugas lalu memberikan tembakan
peringatan, namun entah bagaimana 11 warga terkena peluru karet.

"Lalu pasukan Brimob memberikan tembakan peringatan sehingga terjadi penembakan terhadap masyarakat," imbuhnya.

11
Korban itu yakni Erwani (45), mengalami luka tembak di tangan kiri,
Asep (20), mengalami luka tembak di leher kiri, M Gunadi (35),
mengalami luka tembak di dada kiri, Wawan (25) mengalami luka tembak di
dada kiri.

Kemudian Suhandi (35), mengalami luka tembak di dada
kiri, Muklis (23), luka tembak di tangan kiri, Sirin (35) luka tembak
di kaki kanan, Purba, lluka tembka di pipi kanan.

Fauzi (31),
mengalami luka tembak di dada kiri Rahmat Setiawan (20), Luka tembak di
kaki kiri, dan Ahmad Sabili (25). Para korban seluruhnya warga Desa
Rengas, Payaraman.

"11 orang ini sudah dibawa ke Rumah Sakit
Palembang dan korban pihak karyawan perkebuna Cinta Manis 3 orang
terkena luka bacok" urai Nanan.

Sedang bangunan yang terbakar
yakni pos satpam, kantor rayon enam, 4 unit bedeng, 8 rumah karyawan, 1
motor, dan 1 mobil pick up.

Kronologis Penembakan 13 Petani Ogan Hilir Oleh Brimob Polda Sumsel (Versi Masyarakat)

Kronologis Versi Masyarakat.

pukul 08.00 WIB : Satgas PTPN VII merobohkan pondok-pondok warga dilahan sengketa, kejadian tersebut disaksikan warga (Rozali dan Wawan), keduanya dibawa karyawan/satgas PTPN VII yang dikawal oleh sekitar 50 Brimob dari Polda Sumsel

Pukul 11 : Mendengar bahwa ada warganya yang di tangkap oleh PTPN VII dan Brimob, warga juga mengamankan 2 orang pegawai PTPN VII yang kebetulan melintas di Desa Mereka

Pukul 11.30 : masyarakat datang membawa 2 orang PTPN untuk ditukarkan dengan 2 orang warga yang telah disandera

Pukul 12.00 : setelah terjadi tukar menukar antara warga dan perusahaan, tiba-tiba dari moncong senjata brimob memuntahkan pelurunya... yang menyebabkan 12 orang terkapar bermandikan darah

12.10 : masyarakat mengantar korban yg tertembak ke Puskesmas terdekat dan 12 orang yg langsung di rujuk ke RSMH Palembang karena parah

12.30 : mengetahui bahwa warga mereka ditembak oleh Brimob, ribuan massa datang berduyun-duyun menuju keperusahaan, disana masyarakat melampiaskan kemarahan mereka dengan melakukan penghancuran asset milik perusahaan, yang hanya menyisakan mushola

Pukul 15.00 : Aksi Massa baru berhenti

Menurut keterangan warga bahwa mereka datang kesana tidak bermaksud melakukan tindakan anarkis, tetapi hanya ingin meminta 2 warga mereka yg ditahan dikembalikan, namun entah kenapa tahu2 brimob menembaki kami. Polda sumsel melalui Kepala Bidang Humas Kombes Abdul Ghapur mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh brimob sudah sesuai prosedu, karena menganggap masyarakat bertindak anarkis.

Kasus ini sebenarnya dipicu oleh persoaln sengketa lahan seluas 1529 H yang telah 10 tahun ini terjadi antara masyarakat dengan perusahaan PTPN VII Cinta Manis .... namun peristiwa kemarin merupakan puncak dari kemarahan masyarakat, gubuk-gubuk mereka dilahan tersebut di hancurkan, 2 warga mereka disandera/ditahan, dan 12 warga mereka terkapar ditembak oleh brimob Polda Sumsel.

Kami walhi Sumsel meminta kepada seluruh kawan-kawan untuk mengirimkan nota protes terhadap tindakan yang dilakuakan oleh Brimob Polda sumsel, nota protes tersebut dapat dikirim melalui Alamat : Jalan Jendral Sudirman KM 4,5 Palembang. telp 0711-313769

BANK DUNIA MELANGGAR STANDARNYA SENDIRI KETIKA MENDANAI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BANK DUNIA MELANGGAR STANDARNYA SENDIRI KETIKA MENDANAI PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DI INDONESIA

Cabang sektor
Swasta Bank Dunia – Internasional Finance Corporation (IFC)- telah membiarkan kepentingan
komersial menggantikan standar sosial dan lingkungan Bank Dunia dalam
memberikan pinjaman kepada sektor kelapa sawit di Indonesia,sebuah audit internal
mengungkapkan :

Kelapa sawit
telah sama dengan pembabatan hutan dan lahan gambut di mana-mana,emisi CO2
besar-besaran dan pencurian tanah-tanah
masyarakat adat.

Walaupun IFC tahu
semua resiko tersebut ,karena proyek-proyeknya yang terdahulu dan
peringatan-peringat an dari organisasi-organisa si non pemerintah ,IFC tetap
meneruskan pinjaman kepada Wilmar Palm Oil Trading Group,melanggar standarnya
sendiri,menurut laporan audit tersebut. IFC gagal menilai rantai pemasok (
supply chains) atau melihat dampak merusak perkebunan-perkebun an anak
perusahaan tersebut yang mengambil alih tanah-tanah dan hutan di Kalimantan dan
Sumatra.

Temuan-temuan
tersebut memiliki beberapa implikasi bagi IFC : tidak hanya harus menerapkan
standar-standarnya sendiri lebih berhati-hati tetapi IFC juga harus memeriksa
kekuawatiran soal dari mana perusahan yang IFC danai mendatangkan bahan-bahan
baku mereka . Minyak sawit merupakan salah satu contoh komoditas yang di produksi bertentangan dengan
kaidah-kaidah.

Temuan-temuan ini
bersumber dari laporan audit yang sangat penting di keluarkan oleh Compliance
Advisory Ombudsman dari IFC yang memeriksa satu laporan lengkap yang di
sampaikan Forest Peoples Programme dan koalisi 19 organisasi masyarakat sipil
Indonesia,termasuk Sawit Watch dan Gemawan.

Norman Jiwan dari NGO Pemantau Indonesia, Sawit Watch, mencatat :

Ketika kami menyampaikan laporan kami mencatat bahwa
anak-anak perusahaan Wilmar menggunakan api secara ilegal untuk membersihkan
hutan primer dan kawasan bernilai konservasi tinggi dan merampas tanah-tanah
masyarakat adat tanpa keputusan bebas. Didahulukan dan di informasikan dari mereka,memicu konflik-konflik yang
gawat. Laporan ini menunjukan bahwa IFC menggantikan stndar-standrnya sendiri
dan mengabaikan peringatan-peringat an kami terdahulu.

Dalam menanggapi
laporan tersebut Lely Khairnur dari Gemawan mengatakan :

Pembangunan
berarti mengutamakan kebutuhan dan hak-hak masyarakt lokal.Standar- standar IFC
mewajibkan ini.Tetapi mereka mengedepankan kepentingan bisnis dan membiarkan
tanah-tanah rakyat di rampas demi minyak sawit yang murah dalam pasar
internasional .Masyarakat dan hutan milik mereka dirusak dengan semena-mena
,dan akhirnya seluruh planet bumi menderita.

Marcus Colchester,Direktur Forest Peoples Programme
menambhkan :



Kami puas bahwa laporan audit ini lengkap bahwa semua keprihatinan
utama kami ,juga tanggapan dari manajement IFC terhadap audit tersebut menyaran
kan mereka
sekarang akan mencoba melakukan segala sesuatu dengan berbeda. Tetapi kami
masih agak kecewa.Kami harus menunggu lebih dari lima tahun baru IFC menangani persoalan
tersebut dengan sunguh-sunguh. Dengan mempertimbangkan pentingnya menghentikan
kehancuran hutan dan pelanggaran hak
asasi manusia,kami mendesak Presiden IFC untuk mengambil langkah-langkah pro-aktif untuk memastikan bahwa ini tidak
akan pernah terjadi.

Untuk Informasi lebih lanjut,silahkan hubungi :
1. Marcus Colchester,Forest
Peoples Programme : + 44 1608 652893

2. Norman Jiwan ,Sawit Watch : + 62 251 352 171

3.Lely Khairnur,Gemawan : +62 8134 522 5232


Berita lebih
lanjut dapat di akses melalui :

Laporan asli dan
koresponden tindak lanjut dengan IFC dan CAO lihat ;

http:// www.forestpeoples. org /
documents/ifi_ igo/ifc_wilmar_ fpp_let_jul07_ eng.pdf

http://www.forestpeoples. org / documents/prv_ sector/bases/ oil_palm. shtm

Laporan audit CAO lihat :

http ://www.cao-ombudsman. org
/case_uploads/case_documents/Combined% 201_2_3_4_ 5_6_7.pdf

Kelompok advokasi Riau

Kelompok advokasi Riau
Rebut Alat-alat Produksi !